Pages

Robot Pemanjat Pohon dari Universitas di Hongkong

Teknologi robot telah berkembang pesat dan digunakan dalam berbagai bidang. Selain bisa menari atau melakukan banyak pekerjaan manusia, ada robot yang bisa memanjat pohon. Namanya Treebot, yang dikembangkan oleh sebuah universitas di Hongkong.

CAKAR-CAKAR benda dari logam tersebut bergerak dengan lincah saat menapaki permukaan pohon yang kasar. Dalam hitungan menit, ia mampu mencapai pucuk pohon tertinggi. Padahal, ukurannya tak terlalu besar. Beratnya pun hanya sekitar 600 gram (0,6 kg). Tubuh logamnya yang berbentuk mirip antena portabel televisi itu membuat robot pemanjat pohon atau Treebot tersebut sangat tangkas. Layaknya hewan pemanjat, Treebot juga mampu meliukkan tubuh. Bahkan, ia juga bisa berguling.

"Ada hal tertentu yang sama sekali tak bisa dilakukan manusia," tutur Xu Yangsheng, pimpinan Laboratorium Robotika Canggih (Advanced Robotics Laboratory) pada The Chinese University of Hongkong, pencipta Treebot, dalam wawancara dengan koran The Standard awal bulan ini.

Salah satunya, kata dia, adalah memanjat pohon yang sangat tinggi atau memiliki banyak ranting. Padahal, dalam ilmu kehutanan, beberapa riset mengharuskan ilmuwan memanjat pohon. Karena itulah, dia bersama timnya lantas menciptakan Treebot.

Dengan Treebot, para pakar botani tidak perlu lagi susah payah memanjat pohon. Robot yang saat ini masih dalam tahap percobaan itu jelas menghindarkan risiko cedera pada manusia. Khususnya, ilmuwan atau pakar botani. "Treebot juga bisa digunakan untuk memantau kondisi batang pohon atau kesehatannya," kata Xu yang butuh waktu sekitar setahun untuk menciptakan Treebot. Saat ini, dia kembali butuh waktu setahun guna menyempurnakan penemuannya tersebut.

Robot yang diciptakan dengan dana HKD 2.000 (sekitar Rp 2,2 juta) itu bakal berkontribusi besar pada dunia flora. Selain mampu bermanuver di pohon layaknya binatang pemanjat seperti tupai atau monyet, Treebot sanggup mendeteksi medan. "Sensor yang kami pasang pada tubuhnya membuat Treebot mampu membaca permukaan kulit pohon. Termasuk, menghindari ranting yang terlalu banyak atau dedaunan yang terlalu rimbun," papar Xu.

Treebot juga mampu menyimpan energi matahari lewat panel surya pada tubuhnya. Jadi, ia bisa bertengger lama di pohon. "Robot itu tak butuh pengisian ulang baterai lewat colokan listrik. Karena itu, ia bisa menjalankan tugasnya dengan lancar dan bahkan sampai tuntas tanpa terganggu proses recharge baterai," ujar Xu dalam pameran perdana Treebot di Kota Shanghai awal bulan ini. Tanpa bantuan panel surya, baterai Treebot mampu bertahan tiga jam.

Sayangnya, generasi pertama robot canggih yang lahir di laboratorium The Chinese University of Hongkong tersebut tidak anti air. Bahkan, pada ranting yang basah pun, kaki-kaki Treebot yang dilengkapi dengan cakar bisa tergelincir. Belum lagi jika cakar logam dan tubuh mirip antenanya tersiram air hujan. Karena itu, dalam setahun ke depan, Xu dan timnya akan mengembangkan Treebot menjadi robot pemanjat pohon yang tahan air.

Lam Tin-lum, mitra Xu dalam mengembangkan Treebot, menjelaskan bahwa robot yang mampu mengangkat beban tiga kali lipat berat tubuhnya itu juga bisa mendeteksi usia sebuah pohon. Caranya adalah mendeteksi kekeroposan batangnya. "Ini kontribusi yang sangat penting. Dengan demikian, insiden fatal seperti yang menimpa Kitty Chong Chung-yin tak perlu terjadi lagi," katanya mengacu pada kematian remaja 19 tahun itu setelah terjatuh dari pohon belum lama ini.


Setelah Treebot membaca usia pohon tertentu, pejabat berwenang bisa memasang papan peringatan agar manusia tak memanjatnya. Alhasil, cedera ringan hingga fatal akibat memanjat pohon bisa dihindari.

Tetapi, hal itu ditepis Jim Chi-yung, pakar ilmu botani The Chinese University of Hongkong. Dia menganggap Lam berlebihan. "Tak perlu robot untuk mendeteksi usia pohon atau kekeroposan batangnya. Bahkan, hal tersebut bisa diukur tanpa harus memanjat pohon," katanya.

Kendati demikian, dia menyambut baik lahirnya Treebot dari tangan kreatif Xu dan Lam serta tim mereka. Robot canggih tersebut, ungkap Jim, harus dapat dimanfaatkan untuk hal lebih penting. "Bukan mendeteksi ada tidaknya masalah, tapi mengumpulkan sebanyak mungkin data demi mengatasi masalah yang ditemukan," usulnya. Apalagi, Treebot juga dilengkapi dengan kamera yang bisa langsung mengirimkan gambar yang ia tangkap ke layar monitor.

0 komentar:

Posting Komentar

About